Kamis, 06 Januari 2011

Ikhtiar

Ikhtiar adalah usaha seseorang dan  usaha yang benar adalah usaha yang sungguh-sungguh (jiddiyah). Usaha yang sungguh-sungguh ini ditandai dengan adanya pengorbanan (tadhiyyah). So, kalau kamu mau mengukur seberat apa sih usaha yang sudah kamu lakukan, jawabnya gampang.. sudah seberapa banyak pengorbanan yang telah kamu lakukan? Pengorbanan punya banyak jalan. Pengorbananmu bangun malam untuk shalat dan belajar, pengorbananmu untuk menahan rasa kantuk demi mengikuti pelajaran di kelas, dan banyak lagi. 
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
(QS.Ash-Shaff:11)
Semestinya, kesungguhan ini dilakukan dalam berbagai keadaan. Artinya kesungguhan (jiddiyah) yang dilakukan secara terus-menerus (istimrariyah), baik dalam keadaan ringan ataupun berat, keadaan lapang maupun sempit,  di kala mudah maupun susah, dikala senang maupun sedih. So, belajar bukan Cuma di waktu luang aja... anggap saja belajar ketika kondisi mu lagi MALES BANGET adalah sebagai kesungguhan dan pengorbananmu ketika kamu sedang dalam keadaan berat.
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS.At taubah:41)
Kesungguhan (jiddiyah) yang disertai pengorbanan (tadhiyyah) apabila dilakukan secara berkesinambungan atau terus-menerus (istimrariyah) maka buahnya adalah KERJA yang PROFESIONAL (itqanul 'amal) atau IKHTIAR maksimal yang bisa kamu lakukan. Ketiga elemen ini apabila dilakukan secara simultan makan akan menghasilkan suatu ENERGI besar bagi seseorang dalam berikhtiar.
Golden Triangle
KESUNGGUHAN + PENGORBANAN  + KESINAMBUNGAN
= PROFESIONALISME
Rasulullah SAW menekankan pentingnya itqanul amal atau kerja yang profesional. Dalam sebuah hadist dikatakan:
 "Sesunguhnya Allah SWT menyukai bila seseorang bekerja dengan itqan (HR.Bukhari)
Ingat!!!! yang perlu di garis bawahi adalah usaha manusia yang  mendapat pahala-Nya adalah usaha yang dilakukan  di jalan Allah.Yaitu ikhtiar dalam tujuan memperoleh ridha Allah semata...(masih ingat kan pembahasan kita tentang motivasi seorang muslim di bab sebelumnya). Dan Allah telah menjanjikan suatu kemenangan bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh (jihad). Kemenangan dunia dan akhirat!!
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
(QS.At taubah:20)
Bentuk perjuangan yang kita bahas disini adalah menuntut ilmu, karena menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Kesungguhanmu dalam menuntut ilmu seharusnya menjadi bentuk perjuangan di jalan Allah SWT.  Selain itu, Orang yang berilmu dan majelis keilmuan sendiri mempunyai kedudukan istimewa disisi Allah SWT.
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Mujadilah:11)
Segala kesempatan Allah berikan kepada manusia di dunia ini bagai suatu perniagaan, Allah SWT befirman:
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
(QS.Ash-Shaf:10-11)
Ketika kita menyadari hakikat manusia sebagai khalifah, sebagai pemegang kendali dunia… maka perniagaan yang ditawarkan oleh Sang Khalik ini seharusnya dapat membuat motivasi terbesar bagi seorang (calon) dokter untuk memiliki semangat jiddiyah dalam menuntut ilmu setinggi-tingginya.
 

Dalam hukum perdagangan dan ekonomi dikenal teori break event point, yaitu:
Total cost = usaha  ---> Hasil yang diperoleh

Teori tersebut mengatakan, hasil yang kita peroleh akan berbanding lurus dengan usaha yang kita lakukan. Jika kamu ingin hasil yang terbaik, so usaha yang kamu lakukan juga adalah usaha TERBAIK YANG DAPAT KAMU LAKUKAN.
Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
(QS.Al-An'am:132)
Dosen saya pernah mengatakan "bersiaplah! Kalian adalah seorang prajurit yang akan berperang melawan penyakit! Kalian harus memiliki senjata yang ampuh, dan senjata itu ada disini, di kepala kalian"
Ya memang benar! medical science is a art. Mengobati pasien yang satu dengan lainnya tidak selalu sama. Ada banyak faktor yang berpengaruh secara simultan disana. Oleh karena itu sebagai seorang dokter diperlukan kemampuan untuk mengumpulkan semua informasi, mengolahnya dan menghasilkan suatu keputusan. Karena itu ilmu yang harus dimiliki juga harus lengkap dan kompleks agar dapat menghasilkan keputusan diagnosis atau treatmen yang baik dan benar. Semakin banyak ilmu yang kita miliki maka jenis senjata yang kita miliki pun semakin canggih. Di era globalisasi seperti ini tidaklah mungkin jika kita hanya memiliki bambu runcing sebagai senjata. Karena itu berlomba-lomba lah dalam mencari ilmu setinggi-tingginya! Seperti apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW:
"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina" (Muhammad SAW)
 Banyaknya ilmu yang dimiliki tidak dinilai dari sebuah nilai mata kuliah. Nilai hanyalah bonus yang Allah berikan, sedangkan 'hadiah utama" dari usaha yang telah kita lakukan adalah ILMU dan PAHALA dari Allah. Nilai bukanlah segala-galanya. Seperti filosofi :
Seseorang yang dalam melakukan segala sesuatu hanya mengharapkan ridha dan surga Allah (istilah kata menanam padi), pasti akan dapat “bonus” nikmat dunia yang bahkan tidak disangka-sangka (rumputnya).
Tapi jika yang diharapkan hanya “rumput”, yaitu nikmat dunia : nilai mata kuliah, uang, kekuasaan, dll… maka yang didapatkan hanya rumputnya. Tanpa mendapatkan “padi” yang jelas lebih tinggi harganya. Seseorang yang ikhlas menjalankan hidup ini hanya untuk Allah, maka mereka yakin dgn janji Allah “barangsiapa yg menolong agama Allah pasti Allah akan menolong dirinya”
So, mari sejak sekarang kita nanam “padi” yg jelas-jelas sudah dijanjiikan oleh  Allah akan dibalas,walaupun sebesar dzarah pun! 
Lalu, ketika kamu merasa telah mendapat banyak ilmu dari hasil belajar kamu…. Jangan lupa banyak bersyukur.
 Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman." (QS.An-Naml:15).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar